PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Produksi
2.1.1
Pengertian Sistem
Sistem
adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan dengan mengkoordinasikan
sekelompok sumber daya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.2
Pengertian Informasi
Informasi
adalah data yang diolah, sehingga lebih beguna, berarti, dan dapat dijadikan
dasar untuk mengambil keputusan yang tepat oleh orang yang menerimanya.
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi
Sistem
informasi adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan dengan
mengkoordinasikan sekelompok sumber daya untuk mengolah masukan yang berupa
nformasi, sehingga lebih berguma, berarti, dan dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat oleh orang yang menerimanya.
2.1.4
Pengertian Produksi
Produksi
adalah suatu proses konversi/perubahan masukan yang berupa sumber daya untuk
menghasilkan keluaran berupa barang atau jasa agar dapat beguna untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
2.1.5
Pengertian Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan kumpulan dari
subsistem-subsistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi
input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan
baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi, sedangkan output produksi
merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya, seperti limbah, informasi dan lain sebagainya.
Manufacturing Information System merupakan organisme kompleks ini
menerima
masukan dari dunia luar (konsep produk dan layanan, pesanan, bahan dan energi),
menggunakan satu set sumber daya untuk menanggapi suatu masukan, mengubah bahan
atau komponen menjadi bentuk yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pelanggan,
dan beroperasi dalam kendala yang ditentukan oleh fisik, keuangan, keterbatasan
manusia, dan politik. Subsistem-subsistem dari sistem
produksi tersebut antara lain adalah:
ü
Perencanaan dan pengendalian
produksi
ü
Pengendalian kualitas
ü
Perawatan fasilitas produksi
ü
Penentuan standar-standar operasi
ü
Penentuan fasilitas produksi
ü
Dan penentuan harga pokok produksi
Subsistem-subsistem
dari sistem produksi tersebut akan membentuk konfigurasi sistem produksi.
Keandalan dari konfigurasi sistem produksi ini tergantung dari produk yang
dibuat serta bagaimana cara membuatnya (proses produksinya). Cara membuat
produk tersebut dapat berupa jenis proses produksi menurut cara menghasilkan
output, operasi dari pembuatan produk, dan variasi produk yang dihasilkan.
1. Sistem Produksi Menurut Proses
Menghasilkan Output
Proses produksi merupakan cara,
metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan
mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana)
yang ada. Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara ekstrem
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Proses Produksi Kontinyu (continuous
process)
b.
Proses Produksi Terputus
(intermittent process/discrete system)
Perbedaan pokok antara kedua proses terletak pada
lamanya waktu set-up peralatan produksi. Proses kontinyu tidak memerlukan waktu
set-up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus-menerus untuk jenis
produk yang sama. Misalnya pada pabrik susu instan. Sedangkan proses terputus
memerlukan total waktu set-up yang lebih lama karena proses ini memproduksi
berbagai proses spesifikasi barang sesuai pesanan, dimana dengan adanya
pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set-up yang
berbeda. Misalnya usaha perbengkelan.
Selain dua jenis ekstrem tersebut, beberapa ahli
sistem produksi mengidentifikasikan adanya proses produksi menurut cara
menghasilkan output yang cukup penting, yaitu Proses Produksi Repetitif. Heizer
(1988) mendefinisikan proses produksi repetitif sebagai kombinasi antara proses
kontinyu dan proses terputus
.
2. Sistem Produksi Menurut Tujuan
Operasinya
Dilihat dari tujuan perusahaan
melakukan operasi dalam hubunganya dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka
sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
a)
Enginering To Order (ETO), yaitu bila
pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses
perancangannya (rekayasa).
b)
Assembly To Order (ATO), yaitu bila
produsen membuat desain standar, modul-modul opsional standar yang sebelumnya
dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan
pesanan konsumen. Modul-modul standar tersebut bisa dirakit untuk berbagai tipe
produk. Contohnya adalah pabrik mobil, dimana mereka menyediakan pilihan
transmisi secara manual atau otomatis.
c)
Make To Order (MTO), yaitu bila
produsen menyelesaikan item akhinya jika dan hanya jika telah menerima pesanan
konsumen untuk item tersebut.
d)
Make To Stock (MTS), yaitu bila
produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan
sebelum pesanan konsumen diterima.
3. Sistem Produksi Menurut Aliran
Operasi dan Variasi Produk
Ada tiga jenis dasar aliran operasi,
yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982). Ketiga jenis dasar aliran
operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dari ketiganya, yaitu
batch dan continuous). Adapun karakteristikmasing-masing aliran tersebut,
yaitu;
a. Flow Shop, yaitu proses konversi dimana
unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan operasi yang sama pada
mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi.
Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow shop
kontinyu dan flow shop terputus. Pada flow shop kontinyu, proses bekerja untuk
memproduksi jenis output yang sama, misalnya pada industri rokok SKM otomatis.
Pada slow shop terputus, kerja proses secara periodik diinterupsi untuk
melakukan set-up bagi pembuatan produk dengan spesifikasi yang berbeda
(meskipun dari desain dasar yang sama).
Continuous,
proses ini merupakan bentuk ekstrem dari flow shop dimana terjadi aliran
material yang konstan. Contoh dari proses kontinyu adalah industri penyulingan
minyak, pemrosesan kimia, dan industri-industri lain dimana kita tidakdapat
mengidentifikasi unit-unit output urutan prosesnya secara tepat.
b.Job Shop,
merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk pesanan yang berbeda
akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang
dikelompokan berdasarkan fungsinya.
Batch,
merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job shop dalam hal standarisasi
produk, tetapi tidak terlalu terstandarisasi seperti produk yang dihasilkan
pada aliran lintasan perakitan flow shop.
c. Proyek,
merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit dengan suatu
pendefinisian urutan tugas yang teratur dengan kebutuhan sumber daya dan
penyelesaiannya dibatasi oleh waktu.
2.2 Komponen-komponen Sistem
Informasi
·
Hardware merupakan peralatan phisik yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan
mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi. (2007:2008)
·
Software merupakan kumpulan dari
progam-progam yang digunakan untuk menjalankan komputer. (2007:231)
·
Brainware atau sumber daya manusia
merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan, sistem informasi, pengumpulan
dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi. (2007:254)
·
Prosedure adalah rangkaian aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. (2007:264)
·
Teknologi Jaringan Telekomunikasi adalah
penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi
dari satu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda. (Azhar
Susanto, 2007:298)
2.3 Fungsi dari
Bagian Sistem Informasi Produksi
2.3.1 Fungsi dan tugas
manajemen keuangan
Fungsi dan
tugas manajemen keuanganadalah salah satu
kepentingan di dalam manajemen yang merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan pemanfaatan sumber daya keuangan dalam kegiatan entitas secara
efisien dan efektif, dalam kerjasama secara terpadu dengan fungsi-fungsi
lainnya seperti riset dan penelitian, produksi, pemasaran dan sumberdaya
manusia.
Bidang Keuangan mempunyai fungsi :
a.
Penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaran tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian di bidang
akuntansi, verifikasi dan perbendaharaan;
b.
Penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaran tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian di bidang perbendahaaran;
c.
Penginventarisasian
permasalahan berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan program kerja Bidang
Keuangan.
d.
Penyusunan laporan pelaksanaan
tugas dan program Bidang Keuangan.
2.3.2 Fungsi
Pemasaran
Pemasaran adalah proses pendefinisian, pengantisipasian,
penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan
jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu:
1. Analisis Konsumen
Merupakan pengamatan dan evaluasai kebutuhan,
hasrat dan keinginan konsumen. Analisis konsumen melibatkan pengadaan survey
konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian
pasar, pengambangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar
yang optimal.
2. Penjualan Produk/Jasa
Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran,
seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen
tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler.
3. Perencanaan Produk dan Jasa
Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai
aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan
garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk,
kualitas produk, penghapusan produk lama, dan penyediaan layanan konsumen. Uji
pemasaran merupakan salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling
efektif karena uji pasar memungkinkan sebuah organisasi untuk menguji
rencana-rencana pemasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru.
4. Penetapan Harga
Lima pemangku kepentingan (stakeholder)
mempengaruhi keputusan penetapan harga (pricing): konsumen, pemerintah,
pemasok, distributor, dan pesaing.
5. Distribusi
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran
distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wolayah penjualan, tingkat
dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel.
Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha menerapkan
strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan.
6. Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan
penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait
dengan pemasaran barang dan jasa. Aktivitas riset pemasaran mendukung semua
fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi.
7. Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya,
manfaat dan resiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang
diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis):
(1) menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, (2)
memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut dan (3) membandingkan total
biaya dengan manfaat. Apabila manfaat yang diharapkan melampaui total biaya,
maka peluang itu menjadi lebih menarik.
2.3.3 Fungsi
Persediaan
Efisiensi operasional suatu organisasi dapat
ditingkatkan karena berbagai fungsi
penting persediaan. Fungsi tersebut menurut Handoko (2000), antara lain :
a. Fungsi Decoupling
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan
operasi operasi prusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan.
Persediaan decoupling ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintan langganan tanpa tergantung pada supplier.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
Persediaan lot size ini perlu
mempertimbangkan penghematan penghematan (potongan pembelian, biaya
pengangkutan per unit lebih murah, dsb), karena perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul
karena besarnya persediaan ( biaya sewa gudang, investasi dan resiko, dsb ).
c. Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering menghadapi fluktuasi permintaan,
yang dapat diperkirakan atau diramalkan berdasarkan pengalaman atau data data
masa lalu. Disamping itu, perusahan juga sering menghadapi ketidakpastian
jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang barang selama periode
pemesanan kembali, sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering
disebut persediaan pengaman ( safety inventories ). Pada kenyataannya,
persediaan pengaman merupakan pelengkap fungsi decoupling. Persediaan
antisipasi ini penting agar proses produksi tidak terganggu.
Selain fungsi-fungsi di atas, menurut Herjanto
(1997) terdapat enam fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan, antara lain :
a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang
yang dibutuhkan perusahaan.
b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan
c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran.
e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas (
Quantity discount ).
2.3.4 Fungsi SDM (Sumber
Daya Manusia)
fungsi-fungsi
SDM terwujud dalam empat macam hubungan :
1. Hubungan Administrasi
Disini manajer
puncak dan manajer
fungsional yang lainnya
menganggap fungsi SDM relatif
tidak penting dan
memandang manusia bukan
sebagai keterbatasan maupun aset
perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Hubungan Satu Arah
Terdapat
hubugan skuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM.
Fungsi SDM merancang
program dan sistem
untuk mendukung tujuan
strategis perusahaan. Jadi SDM
bereaksdi terhadap inisiatif
strategis tetapi tidak
memiliki pengaruh, karena meskipun sudah dianggap penting namun belum
dianggap sebagai mitra bisnis yang strategis.
3. Hubungan Dua Arah
Ditandai dengan
hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan strategi
dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting
dan dapat dipercaya. SDM berperan dalam
penentuan arah strategis
perusahaan dan sudah
dijadikan mitra strategis.
4. Hubungan
Integratif
Ditandai
oleh hubungan yang
dinamis dan inter
aktif antar fungsi-fungsi
SDM dan perencanaan strategis.
Di sini manajer
SDM dipandang sebagai
sebenar-benarnya mitra bisnis staregis dan dilibatkan dalam keputusan
strategis.
2.3.5 Fungsi Gudang
·
Mencapai ekonomi transportasi.
·
Mencapai ekonomi produksi.
·
Ambil keuntungan dari diskon
pembelian kuantitas dan maju membeli.
·
Menjaga sumber pasokan.
·
Dukungan pelanggan perusahaan
kebijakan pelayanan.
·
Memenuhi kondisi pasar yang terus
berubah (misalnya musiman, fluktuasi permintaan, persaingan).
·
Mengatasi perbedaan waktu dan
ruang yang ada antara produsen dan pelanggan.
·
Menyelesaikan biaya logistik
keseluruhan setidaknya sepadan dengan tingkat pelayanan yang diinginkan
pelanggan.
·
Mendukung program tepat waktu
bagi pemasok dan pelanggan.
·
Menyediakan pelanggan dengan
campuran produk bukan produk tunggal pada setiap order.
·
Menyediakan penyimpanan sementara
bahan yang akan dibuang atau didaur ulang (reverse logistics).